Rabu, 28 September 2011

SKALA PENGUKURAN STATISTIK


Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio.
1.      Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan angka-angka tersebut, karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu.

Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2
.
2.      Ordinal
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.

Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2,3,4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat,  tidak mengekspresikan jumlah.

3.      Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
Contoh:
Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.

4.      Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
Contoh:
Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.

5.      Validitas
Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu:

a.       Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional.
b.      Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur. Dua aspek pokok dalam validitas konstruk ialah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik.
c.       Validitas Kriteria (Criterion Validity) Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria.

6.      Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.


Referensi
·         Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
·         Cahyono, Bambang Tri 1996. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Badan Penerbit IPWI.
·         Dane, F.C. 1990. Research Methods. Brooks/Cole Publishing Company. Belmont California.
·         Djunaedi, Achmad. 2000. “Pengantar: Apakah Penelitian Itu?”.http://intranet.ugm.ac.id/~adjunaedi/Support/Materi/METLITI/a01metlitpengantar.pdf
·         Hempel, Carl Gustav. 2004. Pengantar Filsafat Ilmu Alam. Penerjemah Cuk Ananta Wijaya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
·         Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogayakarta: BPFEE.
·         Juliandi, Azuar. 2002. “Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis”. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol. 02 No. 02 Oktober.
·         Kerlinger, Fred N. 2000. AsasAsas Penelitian Behavioural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
·         Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang MetodeMetode Baru. UIPress. Jakarta.
·         Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
·         Rangkuti, Fredy. 2001. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
·        Sarwono, J. 2003. “Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif“.http://www.w3.org/TR/REChtml40. Dikunjungi 13 Juli 2003.
·         Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

3 komentar:

  1. pengolongan statistik itu apa dan bagaimana ya...tolong dong penjelasanya....

    BalasHapus
  2. Statistik sebagai ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
    (1) Statistik Deskriptif dan (2) Statistik Inferesial.
    Statistik Deskriptif, yang lazim dikenal pula dengan istilah Statistik Deduktif, Statistik Sederhana, dan Descriptive Statistics, adalah statistik yang tingkat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data angka agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkar, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan.
    Statistik Inferensial, yang lazim dikenal pula dengan istilah Statistik Induktif, Statistik lanjut, Statistik mendalam atau Inferensial Statistikcs, adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.

    BalasHapus
  3. apa yang membedakan ilmu statistik dan statistika.......

    BalasHapus