Serbuk Pahit
oleh Troy MakatitaHati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.
Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah.
Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama,
lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit & meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas & di aduk perlahan.
"Coba minum ini & katakan bagaimana rasanya?" ujar pak tua
"Pahit sekali" jawab pemuda itu
Pak tua itu tersenyum, mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi telaga dibelakang rumahnya.
Mereka berjalan berdampingan & akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ketelaga itu & dengan sepotong kayu ia mengaduk -nya.
"Coba ambil air dari telaga ini & minumlah"
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua bertanya lagi, "Bagaimana rasanya?"
"Segar" sahut si Pemuda
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" tanya pak tua
"Tidak" sahut Pemuda
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
"Anak muda dengarkan baik-baik, pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah & rasa pahitnya pun sama & memang akan tetap sama.
Tapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.
Jadi saat Anda merasakan kepahitan & kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang Anda dapat lakukan :
- Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu,
- Luaskanlah hatimu utk menampung setiap kepahitan itu"
Pesan Moral :
Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
"Jangan jadikan hatimu seperti 'Gelas', tapi buatlah laksana "TELAGA" yang mampu menampung setiap kepahitan itu & merubahnya menjadi kesegaran & kedamaian.." Gbu all
Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah.
Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama,
lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit & meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas & di aduk perlahan.
"Coba minum ini & katakan bagaimana rasanya?" ujar pak tua
"Pahit sekali" jawab pemuda itu
Pak tua itu tersenyum, mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi telaga dibelakang rumahnya.
Mereka berjalan berdampingan & akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ketelaga itu & dengan sepotong kayu ia mengaduk -nya.
"Coba ambil air dari telaga ini & minumlah"
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua bertanya lagi, "Bagaimana rasanya?"
"Segar" sahut si Pemuda
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" tanya pak tua
"Tidak" sahut Pemuda
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
"Anak muda dengarkan baik-baik, pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah & rasa pahitnya pun sama & memang akan tetap sama.
Tapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.
Jadi saat Anda merasakan kepahitan & kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang Anda dapat lakukan :
- Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu,
- Luaskanlah hatimu utk menampung setiap kepahitan itu"
Pesan Moral :
Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
"Jangan jadikan hatimu seperti 'Gelas', tapi buatlah laksana "TELAGA" yang mampu menampung setiap kepahitan itu & merubahnya menjadi kesegaran & kedamaian.." Gbu all
k troy keren ceritanya. diskusi dulu yahh. ibarat telaga sama gelas. klo telaga tampungan airnya mmg besar, jd volume air dlm telaga pasti lebih besar. tpi suatu saat, kapanpun itu pasti bakal turun hujan deras, saking banyaknya air,telaga tak mampu menampung air itu, pasti dahhh bajir. bgaimana menyikapinya? perkelahian,atau lebih tepatnya peluapan emosi bakal terjadi,itu menurut vyta. bgaimana?? diskusi yahh teman2,khusus yang minat PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI JIWA. TQ
BalasHapusHatimu adalah wadah itu.
BalasHapusPerasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi seberapa berat masalah dan cobaan yang kita hadapi, kita harus dapat menampung dan menyimpan dan dengan akal budi kita dapat mencari solusi atas permasalahan kita......bt kutip pak dosen kemaren bilang jadilah orang yang pintar secara emosional dari pada orang yang pintar dari intelektualnya........