Oleh ; Mochammad Fadjar
I. I. Gambaran Umum Pupuk
Pemupukan pada umumnya bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan zat-zat kepada tanah yang langsung atau tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanam-tanaman. Biasanya zat-zat tersebut cukup terdapat dalam tanah untuk keperluan tanaman, tetapi pada pemupukan tersebut pengaruhnya tidak langsung pada saat diperlukan, misalnya mempengaruhi pH tanah dan memperbaiki lingkungan keadaan tanah. Bahan-bahan semacam itu disebut juga bahan perbaikan.
Adapun pupuk menurut pengertian umum adalah bahan-bahan yang diberikan kepada kompleks tanah tumbuh-tumbuhan supaya langsung atau tidak langsung dapat menambah zat-zat makanan tanaman yang tersedia dalam tanah. Dalam arti kata yang sempit pupuk adalah bahan-bahan yang ditambahkan kepada kompleks tanah tumbuh¬tumbuhan untuk melengkapi keadaan makanan dalam tanah yang tidak cukup mengandung unsur makanan tanaman.
I.1. Manfaat Pupuk
Secara umum dapat dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah intuk mendukung pertumbuhan tanaman. Secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam di antaranya:
1. Manfaat berkaitan dengan sifat fisika tanah. Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organik, terutama dapat memperbaiki strutur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air.
2. Manfaat yang berkaitan dengan sifat kimia tanah. Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah, diantaranya:
· Menyediakan unsur hara yang diperlukan bagi tanaman.
· Membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang seperti N, P dan K yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air perkolasi.
· Memperbaiki keasaman tanah.
I.2. Kriteria Pupuk
Beberapa kriteria pupuk, di antaranya :
1. Pupuk yang mengandung N Pupuk ini harus melepaskan N pada waktu dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini dapat dipengaruhi dengan 2 jalan yaitu dengan waktu pemupukan yang tepat dengan pilihan bentuk N yang sesuai. Bentuk amonia nitrat selalu memenuhi syarat. Bentuk ammonia dipergunakan menjelang musim penghujan dan bentuk nitrat dipergunakan menjelang musim kemarau.
2. Pupuk yang mengandung P Jenis tanah adalah yang menentukan kreteria dalam hal ini. Pada tanah masam semua bentuk P dapat dipakai, sedang tanah yang berkapur hanya bentuk-bentuk yang mencair yang dapat dipakai.
3. Pupuk yang mengandung K Bila tanaman tidak tahan terhadap chloor maka pakailah kalium sulfat, sedang bila tanaman tahan terhadap chloor, menggunakan pupuk yang mengandung CI akan menjadi lebih ekonomis.
4. Pupuk tunggal dan majemuk Secara internasional pemakaian pupuk majemuk pada perusahaan-perusahaan besar selalu meningkat, sedang pada perusahaan-perusahaan kecil lebih menyukai pupuk tunggal. Pada perusahaan besar penggunaan pupuk majemuk akan menjadi lebih murah dari sudut pekerjaan dan hasil persekutuan luas akan lebih tinggi.
I.3 Sifat-Sifat Pupuk
Sifat-sifat pupuk, di antaranya:
a. Pupuk yang bekerjanya cepat. Pupuk ini sebaiknya diberikan sesudah tanam dan sesudah tumbuh dan pemberiannya sedikit demi sedikit 2/3 kali pemupukan, sebab pupuk yang demikian ini mudah larut dan mudah dihanyutkan air. Jika diberikan jauh sebelum tanam, lebih-lebih kalau diberikan sekaligus akan banyak unsur-unsur yang hilang. Contoh pupuk yang termasuk golongan ini adalah : ZA, ASN, NH4CI.
b. Pupuk yang bekerjanya sedang. Pupuk ini dapat diberikan sesudah atau sebelum tanam, asal tidak diberikan terlalu jauh sebelum tanam atau terlalu dekat dengan musim berhentinya aktifitas tanaman. Selain itu harus memperhatikan juga tentang pupuk mempunyai ion-ion yang mudah diikat oleh butir-butir tanah, seperti NH4, K dan PO4 harus diberikan pada lapisan perakaran. Pupuk yang ion-ionnya bebas bergerak ditanah, seperti NO3 dalam pupuk ASN diberikan agak diatas lapisan perakaran. Pupuk yang mengandung NH4 harus diberikan dalam tanah. Jika tidak, oleh bakteri tanah yang menyukai udara NH4 pdiubah menjadi N2 yang meninggalkan tanah dan tidak tersedia bagi tanaman. Bila tidak tidak dibenamkan, amoniumnya berubah menjadi gas ammonia (NH3) yang dapat meninggalkan tanah pula. Misalnya : Urea dan SS.
c. Pupuk yang bekerjanya lambat. Bagi tanaman semusim atau tanaman tahunan yang berumur muda sebaiknya diberikan sebelum penanaman atau pupuk persediaan yang diberikan sekaligus. Karena pupuk ini daya larut dan tersedianya bagi tanaman cukup lama. Bila diberikan sesudah tanam unsur-unsur yang dikandung baru tersedia dan dapat dihisap oleh tanaman sesudah tanaman tidak aktif lagi bagi tanaman semusim, mungkin untuk tanaman tahunan tidak begitu negative pengaruhnya. Pupuk yang termasuk golongan yang lambat ini, misalnya: TS, ES, DS, FMP dan sebagainya.
I.4. Jenis-Jenis Pupuk
Jenis pupuk dibagi menjadi 2 di antaranya:
1 Pupuk Organik Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan baku utama sisa makhluk hidup, seperti darah, tulang, kotoran, bulu, sisa tumbuhan atau limbah rumah tangga, yang telah mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur dan kadar airnya tidak serupa dengan bahan aslimya. Hasil pembusukan tersebut menjadi senyawa atau unsur anorganik dan merupakan makanan yang siap diserap akar tanaman.
2 Pupuk Anorganik Pupuk anorganik dapat dikatakan sebagai makanan instant bagi tanaman. Pupuk ini berasal dari bahan mineral atau senyawa kimia yang telah diubah melalui proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa hidup yang dapat diserap tanaman. Pupuk ini dapat diambil langsung dari alam, misalnya KCI dan fosfat atau dibentuk di pabrik, misalnya NPK dan urea.
II. Gambaran Umum Tanaman
Salah satu proses terpenting yang terjadi di alam adalah fotosintesis. Dalam proses ini, karbondioksida dan air di dalam sel klorofil bereaksi dengan bantuan radiasi matahari untuk memproduksi gula. Gula yang terbentuk dapat digunakan oleh tanaman untuk memproduksi energi melalui proses respirasi (pernafasan). Selain itu, gula juga berfungsi untuk membentuk sel atau jaringan tubuh yang baru (proses asimilasi) atau dapat diubah menjadi pati, lemak dan protein sebagai cadangan makanan yang disimpan di akar, ranting, daun, buah dan biji.
Tahap pertumbuhan tanaman dibagi menjadi dua fase, yakni fase vegetatif dan fase generatif. Fase vegetatif pada perkembangan akar, daun dan batang baru, terutama saat awal pertumbuhan atau setelah masa berbunga atau berbuah. Pada fase ini terjadi tiga proses penting, yakni pembelahan sel, perpanjangan sel dan tahap pertama dari diferensiasi sel. Fase generatif atau fase reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, bunga, buah dan biji. Dapat juga terjadi pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar-akar dan batang yang berdaging.
Proses penting yang berlangsung pada fase generatif meliputi pembuatan sel-sel yang secara relatif berjumlah sedikit, pendewasaan jaringan, penebalan serabut-serabut, pembentukan hormon untuk perkembangan kuncup bunga, perkembangan kuncup bunga, bunga, buah dan biji, perkembangan alat-alat penyimpanan dan pembentukan koloid¬koloid hidrofilik (koloid yang dapat menahan air).
Kedua fase pertumbuhan tersebut berbeda, tetapi dapat juga terjadi secara bersamaan. Pada saat tanaman sedang mengalami fase generatif atau masa berbunga dan berbuah, fase vegetatif tetap berlangsung tetapi dalam jumlah sedikit. Kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan pada fase vegetatif dan fase generatif pun berbeda. Beberapa unsur hara dibutuhkan dalam jumlah besar melebihi unsur lainnya.
2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman dipengarahui oleh bermacam-macam faktor antara lain:
1 Sinar matahari Sinar matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses fotosintesis, terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah.
2 Suhu Suhu yang panas merupakan temperature yang sesuai bagi tanaman padi. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23 0 C ke atas.
3 Udara
Dapat membantu tanaman padi pada proses penyerbukan dan pembuahan.
1 Air Pengairan yang baik dsapat membantu tanaman tumbuh dengan baik.
2 Unsur-unsur hara dalam tanah (N, P, K, dan lain-lain)
Unsur-unsur hara esensial adalah unsur hara yang sangat diperlukan bagi tanaman dan fungsinya dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup di dalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Unsur-unsur hara esensial dapat berasal dari udara, air atau tanah. Ada 15 unsur yang sangat dibutuhkan yang berada didalam:
A. Unsur dari tanah dan air: C, H dan O
B. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak.
Berikut ini yang termasuk unsur hara makro:
1. Nitrogen (N )
• Memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau.
• Pembentukan protein.
2. Phosphor (P)
• Pembelahan sel.
• Pembentukan albumin.
• Pembentukan bunga, buah dan biji.
• Mempercepat pematangan.
• Memperkuat batang tidak mudah roboh.
3. Kalium (K)
• Pembentukan pati.
• Mengaktifkan enzim.
• Pembukaan stomata.(pengaturan pernafasan dan penguapan).
• Proses fisiologis dalam tanaman.
• Proses metabolik dalam sel.
• Mempengaruhi penyerapan unsur¬unsur lain.
• Mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan, penyakit.
• Perkembangan akar.
4. Calcium (Ca)
• Untuk menyusun dinding-dinding sel.
• Pembelahan sel.
• Untuk pertumbuhan.
5. Magnesium (Mg)
• Pembentukan klolofil.
• Sistem enzim.
• Pembentukan minyak.
6. Belerang (S)
• Pembentukan protein.
C. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Berikut ini yang termasuk unsur hara mikro:
1. Zat besi (Fe)
• Pembentukan klorofil.
• Oksidasi reduksi dalam pernafasan.
• Penyusun enzim dan protein.
2. Mangan (Mn)
• Metabolisme nitrogen dan asam anorganik.
• Membantu dalam fotosintesis.
• Perombakan karbohidrat.
• Pembentukan keratin, riboflavin dan asam askorbat.
3. Borium (B)
• Pembentukan protein.
• Metabolisme nitrogen dan karbohidrat.
• Perkembangan akar.
• Pembentukan buah dan biji.
4. Cuprum (Cu)
• Katalis pernafasan.
• Penyusun enzim.
• Pembentukan klorofil.
• Metabolisme karbohidrat dan protein.
5. Zincum (Zn)
• Pembentukan hormon tumbuhan.
• Katalis pembentukan protein.
• Pematangan biji.
6. Molibdin (Mo)
• Meningkatkan pengikatan nitrogen oleh bakteri simbiotik.
• Pembentukan protein.
II.2 Faktor-Faktor yang Dapat Mempertinggi Produksi
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempertinggi produksi, di antaranya:
A. Tanah yang subur Artinya tanah yang gembur, dalam, serta banyak mengandung bunga tanah. Jangan menanam pada tanah tandus yang mungkin tanaman tidak dapat hidup atau tumbuh diatasnya.
B. Bibit unggul Artinya jenis yang terbaru, produksinya tinggi, tahan rebah, anakan banyak, serta tahan terhadap hama dan penyakit.
C. Pemupukan yang sempurna Artinya pemupukan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, dosis jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah. Lebih baik kalau diberi pupuk dasar dengan menggunakan pupuk kandang, kompas dan pupuk hijau.
D. Pemberantas hama atau penyakit Agar pemberantasan dapat berhasil dengan baik, petani harus mengetahui penyebab-penyebab dan gejala-gejala gangguan tanaman itu. Setelah hal itu diketahui baru dapat diobati dengan sempurna, sehingga akan baik hasilnya.
E. Pengairan Tanaman selalu membutukan air secukupnya, maka petani harus mengetahui paling sedikit tentang iklim, karena erat hubungannya dengan waktu hujan. Menanam harus tepat pada waktunya, jangan menanam pada musim kemarau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar