Kamis, 27 Oktober 2011

Pulau-Pulau Terdepan Indonesia


PULAU-PULAU TERDEPAN
INDONESIA
(P. Salura, P. Ndana, P. Mangudu,Pulau Betek dan P. Kotak)
(Oleh Troy Makatita)

Berdasarkan survey terakhir yang dilaksanakan oleh Dishidros TNI-AL, Indonesia mempunyai 17.499 pulau (sebelumnya 17.508 pulau). Dari jumlah tersebut hanya 7.349 pulau yang sudah diberi nama, sedangkan 10.150 pulau belum diberi nama tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Akan tetapi baru-baru ini UNCLOS menyatakan bahwa jumlah pulau Indonesia ialah sekitar 13.000-an pulau. Diantara pulau yang sudah diberi nama terdapat 67 pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yang memerlukan perhatian secara khusus oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (sumber: Makalah Seminar Nasional tanggal 17 April 2006 Pulau-Pulau Kecil Dipandang dari Sudut Keamanan Wilayah NKRI Oleh Kolonel Laut (P) Marsetio, MM., Kepala Staf Guspurlaarmatim).
 
Diantara pulau-pulau ini terdapat pulau-pulau kecil dengan kategori terluar. Menurut UU 27 Tahun 2007 ukuran pulau kecil adalah kurang dari hingga sama dengan 2.000 KM2 (Dua Ribu Kilometer Persegi) yang memiliki titik-titik dasar koordinat Geografis yang menghubungkan Garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum Internasional dan Nasional. Pulau-pulaukecil terluar secara geograrfis berbatasan dengan laut lepas dan perbatasan yang menjadi titik dasar (TD) sebagai acuan dalam penetapan batas wilayah NKRI. Pulau-pulau kecil perbatasan merupakan wilayah NKRI yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga, sehingga memiliki arti strategis dalam pembangunan. Menurut survey yang dilakukan TNI AL dan Departemen kelautan jumlah pulau kecil terluar adalah 92 (sembilan puluh dua).
Diantara Pulau-pulau kecil terluar terdapat 12 pulau yang mendapat perhatian khusus atau memperoleh prioritas penanganan (Tabel 1). Berikut adalah pemaparan beberapa pulau yang termasuk dalam kategoriPulau-Pulau Kecil Terdepan, yaitu: Pulau Salura, Pulau Ndana, Pulau Mangudu, dan Pulau Kotak.

Tabel 1.
12 Pulau-Pulau Kecil Terdepan yang Mendapat Perhatian Khusus
NO
Nama Pulau
Penduduk
Provinsi
Batas Negara
Ciri
1
Sekatung
Tidak Ada
Riau
Vietnam
Mercusuar
2
Marore
Ada
Sulut
Philipina
Mercusuar
3
Miangas
Ada
Sulut
Philipina
Mercusuar
4
Merampit
Ada
Sulut
Philipina
Mercusuar
5
Fani
Tidak Ada
Papua
Palau
-
6
Fanildo
Tidak Ada
Papua
Palau
-
7
Bras
Ada
Papua
Palau
-
8
Rondo
Tidak Ada
NAD
India
Mercusuar
9
Berhala
Tidak Ada
Sumut
Malasia
Mercusuar
10
Nipa
Tidak Ada
Riau
Singapura
Mercusuar
11
Batek
Tidak Ada
NTT
Timor Leste
Mercusuar
12
Dana Rote
Ada
NTT
Australia





  • PULAU SALURA
Pulau Salura merupakan salah satu dari empat pulau kecil yang terdapat di Kabupaten Sumba Timur. Secara absolut Pulau Salura terletak pada 10o18’47” LS dan 120o11’33” BT. Daerah ini berbatasan dengan:
  1. Pulau Sumba di bagian utara.
  2. Samudera Hindia di bagian timur dan selatan.
  3. Pulau Mangudu, Pulau Kotak dan Samudera Hindia di bagian barat.

Secara administratif Pulau Salura termasuk dalam wilayah Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur. Luas pulau ini kurang lebih sekitar 620 hektar. (Sumber:Geopasial Volume 8/No.1/Edisi April 2010)

Aspek Geografi Fisik

Pulau Salura masih berada dalam satu gugusan pulau dengan Pulau Sumba, oleh karena itu kenampakan fisik yang terlihat di pulau ini tidak jauh berbeda dengan yang terdapat
di Pulau Sumba.
Seperti halnya Pulau Sumba, Pulau Salura juga merupakan pulau karang yang terangkat dan didominasi oleh bukit karang dan kapur, dengan lembah yang terjal dan sempit, serta batuan lepas. (Sumber:Geopasial Volume 8/No.1/Edisi April 2010)

Keadaan topografis

Secara umum bagian barat pulau merupakan daerah pesisir yang landai dengan ketinggian tempat kurang dari 10 meter di atas permukaan laut. Sedangkan di bagian timur merupakan
daerah dataran tinggi dengan bukit-bukit yang ditutupi oleh padang rumput serta hutan lebat di bagian lembahnya, dengan titik tertinggi yaitu sekitar 218 meter di atas permukaan laut.
(Sumber:Geopasial Volume 8/No.1/Edisi April 2010)

Tidak jauh berbeda dengan yang terlihat di Pulau Sumba (khususnya Kabupaten Sumba Timur), keadaan tanah di Pulau Salura juga mengandung pasir, kapur, dan batu karang karena ratusan ribu tahun yang lalu daerah ini berada di bawah permukaan laut. Setelah zaman es berlalu, daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga sering dijumpai berbagai jenis hewan laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang. Rumput-rumput pun tumbuh di atas batu-batu karang.

Pulau ini beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek dan musim kemarau yang panjang (delapan bulan). Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai 31,7 derajat Celsius. Musim hujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai Maret. Jumlah curah hujan dalam setahun 1.860 milimeter, sehingga daerah ini termasuk daerah beriklim kering.

Aspek Geografi Sosial

Penggunaan tanah oleh masyarakat setempat sebagai tempat bermukiman hanya terlihat di bagian barat pulau, hal ini dikarenakan bagian barat memiliki dataran rendah dan pesisir yang paling luas dibandingkan bagian pulau lainnya. Pemanfaatan tanah yang terlihat di bagian timur antara lain: perumahan, fasilitas pendidikan, serta kebun/ladang. Tutupan hutan belukar, hutan lebat, dan padang rumput terlihat mendominasi di bagian tengah hingga bagian barat. Daerah ini termasuk daerah yang belum dimanfaatkan oleh penduduk
setempat, dikarenakan ketinggian tempat, serta bentuk medan yang kurang mendukung karena merupakan daerah perbukitan dengan batuan-batuan lepas.

Menurut data statistik, jumlah penduduk yang tinggal di pulau ini mencapai 475 jiwa (sumber: Data Statistik Sekretaris Desa, Desa Prai Salura, 2009). Dengan jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 240 orang dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 235 orang. Terdapat 99 rumah yang ada di pulau ini, dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 110 (sumber: Data Statistik Sekretaris Desa, Desa Prai Salura, 2009). Dari segi penguasaan tanah, seluruh wilayah pulau ini merupakan tanah hak ulayat yang telah dikuasai oleh negara. Dari segi kepemilikannya, belum satupun dari bangunan-bangunan yang ada di pulau tersebut, yang telah memiliki sertifikat tanah.

                                                         Gamabar 1 Letak Pulau Salura

Gambar 2 Morvologi Pulau salura

  • PULAU NDANA (Rote Ndao)

Pulau Ndana terletak pada 10°59'11"LS 122°51'52"BT. Memiliki luas sekitar 1562 hektar, secara geografis pulau ini terletak di sebelah selatan Pulau Rote dan merupakan pulau paling selatan dari NKRI. Pulau ini mempunyai ketinggian tempat yang relatif rendah, dengan titik tertingginya adalah 48 mdpl. Mempunyai bentuk medan yang relatif datar namun sedikit bergelombang di bagian tengah pulau. Mempunyai tipe vegetasi hutan kering, dataran rendah, dan batuan kapur. Penggunaan tanah di pulau ini didominasi oleh hutan belukar, yang sebagian tumbuh di batuan karang yang terangkat ketika proses pembentukan pulau ini, di bagian tengah pulau dan padang rumput di pinggir pantainya. Terdapat 5 buah danau yang kesemuanya terletak pada penggunaan tanah hutan belukar di bagian tengah pulau. Penggunaan tanah yang lainnya di pulau ini adalah untuk pangkalan
militer TNI AL. Pemanfaatan tanah di pulau ini dimanfaatkan oleh TNI AL untuk pos penjagaan serta untuk asrama atau mess jaga para personil TNI yang tinggal di pulau tersebut. Terdapat pula areal di sekitar pos jaga yang dimanfaatkan untuk landasan helikopter (helipad).

Selain itu di pulau ini juga terdapat sebidang tanah yang dimanfaatkan untuk menara suar yang tepatnya berada di bagian selatan pulau ini. Dari segi penguasaan tanah, seluruh wilayah pulau ini merupakan tanah hak ulayat yang telah dikuasai oleh negara. Dari segi kepemilikannya hanya 2 bidang tanah di pulau ini yang telah bersertifikat yaitu asrama atau pos TNI AL dan menara suar.
Gambar 3 Peta Lokasi Pulau Ndana Rote

Gambar 4 Pulau Ndana Rote
 Gambar 5 Barak TNI AL Pulau Ndana Rote


 
  • Pulau Batek

Pulau Batek merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di wilayah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang kini menjadi perhatian karena merupakan pulau terluar setelah wilayah bekas Timor Timur merdeka menjadi negara Republic Demokratic Timor Leste.


Gambar 6 Pulau Batek
Secara geografis Pulau Batek terletak pada koordinat 09o 15’ 33” LS - 123o 59’ 15” BT atau pada arah Noelbesi (perbatasan bagian barat Oeccusi dengan NTT) 329o dan jarak + 5,7 mil laut atau 25 mil laut dari pelabuhan Tenau Kupang dan adalah merupakan milik Indonesia. Hal ini didasarkan pada peta laut Hindia Belanda Nomor 117, Nusa Tenggara (Kleine Soenda Eilanden) en Aangrenzende Vaarwater Blad V skala 1 : 500.000 terbitan pertama Tahun 1925 dan dicetak ulang Tahun 1953, Pulau Batek tidak termasuk milik Portugis.

Dalam peta tersebut digambarkan milik Portugis (Portugeesgebeid) yaitu Oeccusi, Timor Portugees, Pulau Jako dan Pulau Kambing (Nama-nama tersebut sesuai dengan ejaan yang tertera di Peta Belanda).
Diatas Pulau Batek, kini telah dibangun Rambu Suar untuk keperluan Navigasi dan direncanakan untuk ditingkatkan menjadi Mercu Suar. Juga telah dibangun 2 unit rumah untuk keperluan penjaga Suar dan 1 (satu) unit bak air penampung air hujan. Kedepan tetap menjadi perhatian untuk pengembangan Pulau Batek berupa pembuatan tempat tambatan sekoci atau perahu nelayan, pengembangan pariwisata bahari dan kegiatan lainnya yang tetap mengharapkan dukungan positif Pemerintah Pusat.



  • PULAU MANGUDU

Pulau Mangudu terletak pada 10° 19'48"LS dan 120°6'58"BT dengan luas sekitar 145 hektar. Pulau ini berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian utara, barat, dan selatan,
serta berbatasan dengan Pulau Kotak dan Pulau Salura di bagian timurnya. Pulau ini juga diperkirakan sebagai pulau karang yang terangkat. Bentuk medannya relatif datar dengan ketinggian tempat kurang dari 10 meter di atas permukaan laut. Hampir seluruh bagian pulau tertutup oleh padang rumput dan semak belukar, dan hanya terdapat sedikit hutan lebat di bagian tengah pulau.

Terdapat beberapa bangunan yang pernah digunakan sebagai tempat tinggal/menetap (homestay), satu bangunan dermaga, satu bangunan suar yang masih berfungsi, dan satu bangunan yang pernah digunakan sebagai pos jaga oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Akan tetapi bangunan-bangunan tersebut kini sudah tidak terpakai lagi dikarenakan pulau ini merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Dari semua bangunan tersebut, hanya bangunan suar yang mempunyai sertifikat tanah, dan sisanya merupakan
tanah milik negara yang belum dimanfaatkan lebih lanjut.

Gambar 7 Pulau Mangudu
Gambar 8 Home Stay Pulau Mangudu

Gamabar 9 Rumah Pos jaga Pulau Mangudu
  • PULAU KOTAK

Pulau Kotak terletak pada 10°18'50"LS dan 120°9'48"BT.Mempunyai luas sekitar 10 hektar. Pulau ini berbatasan dengan Samudera Hindia di bagian utara dan selatan,berbatasan dengan Pulau Mangudu di bagian barat, serta berbatasan dengan Pulau Salura di bagian timur.Mempunyai bentuk pulau seperti bukit, dengan daerah pesisir yang sempit. Didominasi oleh tutupan padang rumput, serta sedikit hutan belukar di bagian tengah. Sebagian kecil daerah di bagian timur pulau ini dimanfaatkan sebagai kebun campuran. Secara keseluruhan, pulau ini belum mempunyai sertifikat tanah, dan masih berada sepenuhnya dalam kekuasaan negara. IPA

Gamabar 10 Peta Pulau Kotak

Gambar 11 Pulau Kotak
 Gambar 11 Rumah di Pulau Kotak

1 komentar:

  1. Untuk pembangunan menara suar di masing-masing pulau tersebut dilaksanakan tahun berapa ya? terimakasih

    BalasHapus